BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nanti oleh
setiap umat islam khususnya di Indonesia. Karena selain mereka menjalankan
ibadah puasa selama sebulan penuh, mereka juga merayakan Hari Raya Idul Fitri
di akhir bulan Ramadhan tersebut. Mereka menjalankan ibadah puasa dengan tidak
makan-minum dari sebelum terbitnya fajar sampai dengan tenggelamnya matahari.
Banyak juga kegiatan yang mereka lakukan ketika bulan puasa tiba. Pengajian dan
buka puasa bersama, sholat tarawih, takbir keliling dan lainnya. Ada juga pasar
sore dan bazar Ramadhan. Pada bulan ini, masyarakat yang berada diluar kota
akan berkunjung ke kampung halamannya dan dikenal dengan istilah “mudik
lebaran”. Mereka akan merayakan hari raya bersama dengan keluarganya. Ketika
hari raya tiba, masyarakat akan bersilaturahmi yaitu berkeliling dari rumah
kerumah untuk saling meminta maaf dan saling berjabat tangan. Disetiap rumah
akan selalu menyiapkan beraneka ragam makanan dan minuman ringan untuk siapa
saja yang datang. Hal ini masih terjadi khususnya di Kabupaten Bantul. Keadaan
seperti ini tentunya berpengaruh hampir di seluruh sektor. Yang sangat menarik
adalah jika menilik dari sektor ekonomi. Entah mengapa, tetapi setiap datangnya
bulan Ramadhan, intensitas transaksi, aktivitas ekonomi cenderung meningkat.
Mulai transaksi kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan pangan dan pakaian,
hingga kebutuhan tersier. Tingginya harga terutama pada makanan dan sembako
serta minat dan daya beli masyarakat yang meningkat akan menjadi bahasan karya
ilmiah ini, agar dapat diketahui pengaruh apa saja yang timbul akibat
kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan di bulan Ramadhan terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bantul.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang terjadi dimasyarakat ketika bulan Ramadhan tiba?
2. Mengapa
di bulan Ramadhan masyarakat cenderung meningkatkan daya belinya?
3. Kapan
saja harga-harga akan melonjak selama bulan Ramadhan?
4. Faktor
apa yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah?
5. Manfaat
apa yang akan diperoleh ketika pertumbuhan ekonomi daerah meningkat?
C. Tujuan
1. Tujuan
umum
Karya
ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia dan bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kegiatan masyarakat pada bulan Ramadhan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantul.
2. Tujuan
khusus
Menjelaskan
hal-hal yang terjadi di bulan Ramadhan
Mengetahui
tentang masyarakat yang cenderung meningkatkan daya belinya di bulan Ramadhan.
Mendeskripsikan
waktu ketika harga melonjak selama bulan Ramadhan.
Mendeskripsikan
faktor-faktor penyebab terjadinya pertumbuhan ekonomi daerah.
Menjelaskan
manfaat yang akan diperoleh ketika pertumbuhan ekonomi daerah meningkat.
D. Manfaat
1. Manfaat
teoritis
Memberikan informasi hal hal apa saja yang
dilakukan masyarakat di bulan Ramadhan yang akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan
ekonomi daerah serta mengetahui seberapa besar peningkatan yang terjadi
dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantul ketika bulan Ramadhan tiba.
2. Manfaat
praktis
a. Bagi
masyarakat Kabupaten Bantul
Sebagai
informasi agar masyarakat mengurangi perilaku konsumtif yang berlebihan pada
saat bulan Ramadhan.
b. Bagi
pemerintah Kabupaten Bantul
Sebagai
bahan pertimbangan untung merancang kebijakan mekanisme pasar sebagai penggerak
laju perekonomian daerah.
c. Bagi
peneliti
Sebagai
sumber untuk memperluas wawasan dalam menyelesaikan penelitiannya dengan tema
pertumbuhan ekonomi.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Kajian
Teori
Pertumbuhan ekonomi adalah proses
perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat
diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu ukuran keberhasilan pembangunan, terutama dalam
bidang ekonomi. Perkembangan sektor
ekonomi yang terbentuk dari laju pertumbuhan akan
memberikan gambaran tentang tingkat perubahan ekonomi yang terjadi, dimana
pergerakan laju pertumbuhan ini merupakan indikator penting untuk mengetahui
hasil pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah dan
sasaran pembangunan dimasa yang akan datang. Disamping itu, pertumbuhan ekonomi
digunakan untuk mengukur sejauhmana aktivitas perekonomian yang terjadi pada
suatu periode tertentu telah menghasilkan tambahan pendapatan bagi penduduk.
Kabupaten Bantul
adalah salah satu daerah di Provinsi DIY yang mayoritas masyarakatnya
bermatapencaharian sebagai petani. Selain itu, sektor lain yang cukup memberikan
angka bagi pertumbuhan ekonomi daerah adalah pariwisata karena Kabupaten Bantul
memiliki banyak pantai dan salah satunya adalah pantai yang selalu ramai
pengunjung ketika musim liburan tiba yaitu Pantai Parangtritis. Tentunya sektor
perikanan laut juga cukup berpengaruh. Masih banyak sektor lain seperti
perkebunan, kerajinan, kesenian, industri
rumah tangga, dan perdagangan pada umumnya yang menghidupi masing-masing
wilayah.
B. Pembahasan
Bulan
puasa identik dengan kegiatan keagamaan yang selalu dilakukan umat islam pada
umumnya. Berbuka puasa dan sahur bersama sudah menjadi tradisi setiap masjid di
hampir seluruh wilayah Kabupaten Bantul. Setiap sore hari, di beberapa daerah
yang merupakan pusat kota maupun pusat kecamatan pasti terlihat kerumunan orang
berbelanja makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Penjual beraneka ragam
jajanan berjajar di tepi jalan dan di trotoar untuk menjajakan barang
dagangannya. Di akhir bulan Ramadhan, pedagang ketupat juga banyak terlihat
ditepi jalan sedang menganyam daun kelapa muda itu menjadi ketupat. Pedagang
lampion warna-warni dan kembang api serta petasan juga akan ramai memajang
barang-barang yang digunakan untuk memeriahkan malam takbir menyambut datangnya
hari raya. Hampir seluruh pedagang pakaian jadi di toko bahkan di kios-kios
pasar tradisional memajang koleksi terbarunya yang bertema islami.
Swalayan-swalayan besar maupun kecil juga mengganti tema ruang belanjanya
dengan ornamen-ornamen bernuansa bulan Ramadhan, seperti hiasan bentuk ketupat
serta berbagai tulisan ucapan-ucapan tertentu. Merekapun mulai menambah stok
sembako terutama juga sirup, kue kering, permen dan camilan. Beraneka ragam
bentuk parcel juga ditawarkan dengan berbagai varian harga. Yang paling menonjol adalah berkurangnya
pelanggan di setiap warung makan dan rumah makan, bahkan banyak pemilik yang
menutup usahanya di permulaan bulan Ramadhan. Namun setelah beberapa hari akan
beroprasi lagi karena di Kabupaten Bantul tidak semuanya beragama Islam, dan
tidak semua umat Islam menjalankan ibadah puasa karena ada beberapa syarat
didalamnya.
Pada
bulan Ramadhan, perusahaan memberikan tunjangan yang sering disebut THR atau Tunjangan Hari Raya kepada seluruh karyawannya. Banyak juga yang
memberikan bingkisan berupa parcel berisi sembako dan kebutuhan lebaran
lainnya. Ketika memperoleh THR, masyarakat akan membelanjakannya untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhan yang akan digunakan di Hari Raya Idul Fitri. Misalnya
membeli baju baru untuk anak-anaknya, membeli kue lebaran dan membeli bingkisan
untuk sanak saudaranya. Masyarakat juga banyak yang membagikan takjil (makanan
untuk berbuka puasa), di masjid, dipanti asuhan dan di pinggir jalan. Mereka
percaya dengan memberi di bulan Ramadhan akan semakin banyak manfaatnya.
Hal-hal
itulah yang menjadi salah satu penyebab meningkatnya minat dan daya beli
masyarakat terhadap produk-produk tertentu. Seiring dengan naiknya permintaan
yang juga mempengaruhi harga-harga barang di pasaran.
Di
awal bulan Ramadhan, harga beberapa jenis sembako mulai meningkat dan akan
mempengaruhi harga bumbu-bumbu dapur, sayur-mayur, buah-buahan, dan daging
segar. Pada pertengahan bulan Ramadhan, harga sebagian barang-barang tersebut
masih tetap namun yang sering melonjak adalah harga barang yang akan digunakan
ketika lebaran sepeti sirup, kue kering, camilan, beras, dan daging.
Banyaknya
macam permintaan akan mempengaruhi sektor perdagangan yang dampaknya berimbas
pada pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) di daerah.
Bagaimana manusia itu harus mengolah dan memanfaatkan hasil alamnya secara
efisien. Namun yang terjadi di bulan Ramadhan, permintaan naik. Salah satu cara
konsumen untuk memprotes kenaikan harga adalah dengan mengurangi permintaan.
Pada saat berpuasa, masyarakat dapat hidup dengan lebih sederhana. Makan dan
minum seadanya, secukupnya. Dengan demikian permintaan masyarakat terhadap
makanan dan minuman menjadi lebih sedikit daripada ketika sebelum puasa. Dengan
permintaan yang lebih kecil, harga akan menurun. Minimal, kenaikan harga dapat
ditekan.
Pembangunan
ekonomi harus di dasarkan pada potensi daerah. Begitu juga di Kabupaten Bantul,
jika seluruh aspek ekonomi di kembangkan maka akan sangat bermanfaat bagi
penduduknya. Daerah akan menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga masyarakat
akan merasa diikutsertakan langsung dalam pembangunan daerah. Hasilnya yang
maksimal juga akan dinikmati oleh seluruh masyarakat Kabupaten Bantul.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum bulan Ramadhan tiba di tahun ini, ada baiknya masyarakat
merenungkan kembali kebijakan perekonomian yang mendasarkan pada peningkatan
konsumsi. Lebih baik ekonomi tumbuh lebih rendah, tetapi dengan gaya hidup yang
benar. Daripada tumbuh cepat dengan gaya hidup yang tidak benar. Tumbuh
lebih rendah dengan gaya hidup yang sederhana akan lebih menjamin
keberlangsungan ekonomi kita. Mungkin perekonomian tidak akan semenarik bila
pertumbuhan ekonomi tinggi dengan gaya hidup mewah. Namun, walau pertumbuhan
lebih rendah, tetapi bila disertai dengan gaya hidup yang sederhana, tidak
boros, tidak berlebihan, dan tidak sembarangan berhutang, masyarakat mungkin
dapat lebih menikmati arti sesungguhnya bulan Ramadhan.
B. Saran
Dengan mengurangi sifat konsumtifnya,
masyarakat harus memiliki sifat hemat, menabung uangnya untuk investasi. Karena
pertumbuhan ekonomi tidak akan berlanjut tanpa adanya investasi.
Daftar Pustaka
http://mletiko.com/2013/07/27/bulan-puasa-dan-perekonomian/